Negara ASEAN Terpukul oleh Tarif Baru Trump: Indonesia 32%, Vietnam 46%, Malaysia 24%

NewsBlog, JAKARTA — Indonesia menjadi salah satu negera yang terdampak oleh kebijakan tariff balasan dari presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump .

Kebijakan itu menyatakan bahwa seluruh negara wajib membayar bea minimal sebesar 10%, sedangkan bagi negara-negara yang dinilai mempunyai penghalang signifikan terhadap produk-produk Amerika Serikat, mereka akan dituntut dengan bea tambahan.

Menurut kutipan dari Bloomberg pada hari Kamis tanggal 3 April 2025, bea baru ini merupakan tambahan di atas biaya yang sudah ada sebelumnya, seperti pajak 20% yang dikenakan pada produk-produk China berkaitan dengan fentanil. Tambahan kepada hal tersebut, pengecualian untuk komoditas dalam periode waktu singkat pun kini tidak lagi berlaku.

Kebijakan tariff timbal-balik atau bersalingan ini pun berlaku bagi negara-negara ASEAN yang lain. Dalam catatan, Indonesia menempati posisi sebagai negara dengan tingkat bea tertinggi urutan enam dari keseluruhan sepuluh negeri di wilayah Asia Tenggara.

Biaya yang berlaku untuk masuk ke Indonesia mencapai 32%, melebihi angka tersebut dari Malaysia yaitu 24% serta Filipina yang hanya menerima tarif impor sebesar 17%. Sementara itu, tarif yang dijalankan oleh Indonesia masih belum setinggi negara tetangga seperti Thailand, dimana mereka mengenakan biaya hingga 36%.

Pada saat bersamaan, Kamboja meraih posisi sebagai negara dengan tarif balas terbesar di ASEAN sebesar 49%, diikuti dekat oleh Laos dengan tarif 48%.

Selanjutnya, Vietnam juga dikenakan tarif timbal balik di atas 40%, yakni sebesar 46%. Negara Asia Tenggara lain yang senasib dengan Kamboja, Laos, dan Vietnam adalah Myanmar yang terkena tarif 44%.

Berikut ini merupakan daftar tariff balasan AS terhadap negara-negara ASEAN yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump:

Kamboja: 49%

Laos: 48%

Vietnam: 46%

Myanmar: 44%

Thailand: 36%

Indonesia: 32%

Brunei Darussalam: 24%

Malaysia: 24%

Filipina: 17%

Singapura: 10%

Bursa Asia Melemah

Pada saat yang sama, pasar saham di Asia naik usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan menerapkan bea masuk bagi para mitra perdagangan AS di berbagai belahan dunia tersebut.

Berdasarkan data Bloomberg pada awal perdagangan Kamis (3/4/2025), indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 3,23%, Shanghai Composite China turun 0,56%, Hang Seng Index Hong Kong merosot 2,08%, Kospi Index Korea Selatan melemah 1,55%, dan All Ordinary Index Australia turun 1,28%.

Di wilayah Asia Tenggara, indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI anjlok sekitar 0,36%, Strait Times Index STI mengalami penurunan 0,55%, dan PSEi di Filipina jatuh 0,87%.

Sebaliknya, Indeks Saham Vietnam Ho Chi Minh bertambah sedikit sebesar 0,04%, sementara Indeks Bursa Bangkok mengalami kenaikan sebesar 0,4%.

Menurut data Bloomberg, indeks pasar saham Singapura awalnya anjlok 1,3%, tetapi kemudian mereda selama sesi trading hari ini. Di sisi lain, indeks Bursa Malaysia mengalami penurunan hingga 0,7%.

Comments

Popular posts from this blog

Korlantas Cabut Aturan One Way dari KM 414 Kalikangkung hingga KM 70 Cikampek Utama

Ular Kobra Jawa Mengancam Kota Boyolali: Mengecoh Damkar dan Bersembunyi di Tumpukan Kayu

Viral: Kelahiran Caesar Tanpa Ditangani BPJS karena Kunjungan Jarang, Humas Berikan Penjelasan