Demi Pemulihan Gempa, Junta Militer Myanmar Umumkan Gencatan Senjata

Militer Myanmar menyatakan traktat damai singkatnya pada hari Rabu (2/4). Penyataan ini datang saat negara berupaya untuk memulihkan diri pasca gempa bumi dengan tingginya angka kematian yang terus bertambah.
Pihak militer menyatakan mereka akan menuruti gencatan senjata dari sekarang sampai tanggal 22 April agar membantu operasi bantuan gempa. Grup bersenjata lainnya yang bertarung dengan penguasa militer pun telah membuat komitmen yang sama.
Lembaga Hak Asasi Manusia serta pihak berwenang dari luar negeri mengutuk pasukan bersenjata karena terus melakukan serangan udara walaupun keadaan di Myanmar sudah tidak stabil setelah dilanda gempa hebat dengan kekuatan 7,7 skala Richter yang merenggut nyawa hampir 3.000 jiwa.
"Penahanan senjata bertujuan untuk mendorong lebih cepatnya usaha bantuan serta pemulihan, sambil menjaga kedamaian dan kestabilan," demikian disampaikan oleh junta militer melalui pernyataannya yang dirujuk tersebut. Reuters .

Walaupun begitu, junta militer pun mengingatkan pihak oposisi mereka — yaitu kelompok bersenjata pendukung demokrasi serta etnis minoritas — bahwa mereka masih akan menanggapi serangan, tindakan sabotage, pengumpulan kekuatan, penyusunan strategi, dan penyebaran sayap yang dapat mencemarkan kedamaian.
Lebih lanjut, junta militer juga mengungkapkan pemimpin militer Min Aung Hlaing akan melakukan perjalanan ke Bangkok pada Kamis (3/4) untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara Asia Selatan ditambah Myanmar dan Thailand, di mana ia akan membahas tanggapan terhadap gempa bumi.
Ini adalah perjalanan luar negeri yang langka bagi Min Aung Hlaing, dan semacam kudeta diplomatik karena ia memutuskan untuk tidak mengundang para pemimpin junta ke acara-acara besar setelah kudeta.
Kondisi Myanmar Saat Ini

Hingga Rabu lalu, jumlah korban meninggal telah mencapai 2.886 jiwa, lebih dari 4.600 orang lainnya mengalami cedera, serta 373 individu dilaporkan hilang.
Akan tetapi, komunikasi yang terhenti dan fasilitas yang hancur menyebabkan usaha pengumpulan data serta penyaluran pertolongan menjadi tertanggu. Besarnya musibah juga belum dapat dipastikan dan perkiraan jumlah jiwa yang melayahi dunia diyakininya bakal bertambah lebih lanjut.
Pasukan dukungan menyebutkan bahwa penanganan dampak gempa umumnya tertunda akibat konflik yang masih berlangsung di antara pihak militer otoritarian dan kelompok-kelompok bersenjata.
PBB melaporkan bahwa sebanyak 3,5 juta orang telah dievakuasi sebelum gempa berkekuatan 7,7 magnitudo menimpa Myanmar. Konflik bersenjata adalah penyebab evakuasi tersebut dan banyak di antara pengungsian berada dalam risiko kekurangan makanan.
Comments
Post a Comment