Israel Terancam: Serangan dari Luar dan Dalam

Tel Aviva serta area sekitar Yerusalem mengalami serangan dari kelompok Houthi pada hari Kamis, tanggal 20 Maret 2025, yang menyebabkan luka-luka bagi 13 penduduk Israel. Di sisi lain, ribuan demonstran membanjiri jalanan untuk mendorong agar Benjamin Netanyahu Mundur akibat kebijakan militernya yang melancarkan serangan lagi di Gaza.

Pasukan penduduk asing Israel menyebutkan pada hari Kamis bahwa mereka menembak jatuh rudal yang diluncurkan dari Yaman sebelum rudal itu masuk ke ruang angkasa Israel semalam. Sementara itu, kelompok Houthi mengklaim bertanggung jawab atas dua serangan terhadap negeri tersebut dalam minggu ini.

Menurut Times of Israel Serangan tersebut menimbulkan alarm di berbagai bagian utama Israel, seperti Tel Aviv dan Yerusalem, sehingga membuat jutaan warga terpaksa menuju tempat perlindungan anti-bom pada jam 4 subuh. Pernyataan dari Tentara Pertahanan Israel (IDF) menjelaskan bahwa "alarm dinyalakan sesuai prosedur," mungkin dikarenakan ketakutan atas kemungkinan runtuhan material, hal ini sudah beberapa kali menjadi sumber kerugian harta benda maupun nyawa dalam masa lampau.

Pada suatu pengumuman, kelompok Houthi menyatakan telah menyerang Bandara Ben Gurion menggunakan "missil bola daging hipersonic," serta melanjutkan untuk membidik armada kapal induk AS yang beroperasi di Laut Merah. Penembakan ini membuat aktivitas pesawat terhambat, dengan beberapa penerbangan menuju bandara itu sementara ditunda, seperti misalnya penerbangan Etihad asal Abu Dhabi dan El Al berasal dari London.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang sedang di gedung parlement segera beralih ke ruangan perlindungan dari serangan bomb setelah mendengarkan sirene peringatan tersebut. Ketika meninggalkan Knesset pada malam hari itu, Perdana Menteri menyampaikan kepada Channel 14 bahwa "Kelompok Houthi telah merasakan dampaknya dan mereka akan dikenai konsekuensi tambahan."

Pejabat Houthi bernama Hezam al-Asad, mengolok perdana menteri melalui unggahan di media sosial. Dia menyatakan, “Netanyahu lari layaknya tikus menuju tempat persembunyian. Pasukan kami siap menantai lawan; kemenangan untuk para anak di Gaza sudah semakin dekat.”

Kelompok Houthi telah menghentikan serangan mereka selama gencatan senjata Israel-Hamas yang dimulai pertengahan Januari. Mereka kembali meluncurkan rudal dan drone ke kapal setelah Amerika Serikat melakukan serangan mematikan di Yaman pada Sabtu. Houthi juga menyasar Israel setelah gencatan senjata gagal pada hari Selasa.

Sementara, puluhan ribu pengunjuk rasa berbaris ke Yerusalem sejak Rabu pagi dalam gelombang kemarahan baru terhadap Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya. Warga Israel memberontak atas upaya Netanyahu memecat pejabat penting keamanan dan peradilan serta memperbarui undang-undang yang sangat kontroversial untuk meningkatkan kekuasaan politik atas sistem peradilan. Pengunjuk rasa juga marah dengan tindakan Netanyahu memulai lagi serangan ke Gaza.

Setidaknya 12 pengunjuk rasa ditangkap selama unjuk rasa pada Rabu dan pada protes yang berlanjut hingga malam hari. Polisi bentrok dengan demonstran dan menggunakan meriam air untuk membubarkan massa. Seorang sopir taksi menabrak seorang pengunjuk rasa, melukainya, dan kemudian ditangkap setelah melarikan diri dari tempat kejadian.

Kamis pagi, petugas kepolisian menutup jalur utama menuju pusat pemerintahan saat demonstran berkendara dari Motza, yang terletak di bagian barat Yerusalem, sambil membawa bendera Israel dan poster kuning.

Warga Israel penentang Netanyahu berbaris di jalan raya menuju Yerusalem pada hari Rabu, 19 Maret 2025. - (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

" Sudah saatnya menuntaskan keributan ini sebelum kita tak lagi memiliki orang yang bisa diselamatkan, dan sebelum negeri kami benar-benar hancur," ungkap pemimpin protes Shikma Bressler kepada para pendemo sebelum mereka mendekati kota tersebut.

Pendemo berkumpul di depan gedung Knesset sekitar waktu siang, setelah itu mereka menuju ke kediaman Netanyahu yang terletak di jalanan Azza pada area Rehavia di kota Yerusalem. Pemimpin demo dengan gagah menenteng poster besar bertulis: "Hentikan kepemimpinan yang meruntuhkan," dan kerumunan orang banyak bergerak melewati Ben Zvi Boulevard, jalan ini pun telah dikunci oleh petugas kepolisian dari arus kendaraan biasa.


Pemimpin Persatuan Nasional Israel, Benny Gantz, mengkritik Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena mendesak kekerasan. Ucapan tersebut disampaikan setelah rekaman video menunjukkan petugas polisi mendorong kuat Ketua Parlemen Yahudi Yair Golan dan melemparkannya bersama dengan beberapa individu lainnya saat mereka berada di tengah protes anti-pemerintah di Jerusalem.
“Tindakan-tindakan belakangan ini tidak timbul begitu saja,” tulisnya pada platform media sosial X. Dia melanjutkan: “Ini semua merupakan dampak langsung dari suatu administrasi ekstremist yang telah hilang kontrol dan lebih banyak fokus untuk memperbesar jurang ketimbang mencari perdamaian. Hentikan sebelum situasi menjadi semakin buruk.” Kata-kata tersebut dinyatakannya oleh Gantz sebagai seruan kepada otoritas agar meredam konflik.

Comments

Popular posts from this blog

Korlantas Cabut Aturan One Way dari KM 414 Kalikangkung hingga KM 70 Cikampek Utama

Ular Kobra Jawa Mengancam Kota Boyolali: Mengecoh Damkar dan Bersembunyi di Tumpukan Kayu

Viral: Kelahiran Caesar Tanpa Ditangani BPJS karena Kunjungan Jarang, Humas Berikan Penjelasan