Mitos Atau Fakta? Ahli Kesehatan Ungkap Keajaiban Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol

CryptoNews Tingkat kolesterol dalam tubuh sebenarnya perlu terus dikontrol dan dipantau.

Sebab itu, kandungan kolesterol berlebih dapat mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan yang parah.
Menurut laporan dari TribunKaltara.co, kolesterol merupakan zat lemak yang dihasilkan oleh beberapa sel dalam tubuh.
Sesungguhnya, tubuh memerlukan kolesterol agar dapat menjaga keadaan yang baik.
Akan tetapi, apabila tingkat kolesterol berada di level yang terlalu tinggi, hal itu bisa menaikkan kemungkinan terserang penyakit jantung, serangan strok, dan bahkan gangguan pada aliran darah.
Itu terjadi karena kolesterol "buruk" yang dikenal sebagai Low-density Lipoprotein (LDL).
LDL mentransportasi kolesterol ke berbagai lokasi dalam tubuh, apakah itu disimpan atau digunakan untuk memulihkan dinding sel.

Namun, LDL bisa menghasilkan penumpukan tebal (plak) yang berpotensi menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.
Ini adalah faktor utama dari penyakit jantung koroner.
Ada beberapa metode yang dapat dijalankan untuk mengurangi tingkat kolesterol, termasuk dengan memakan buah alpukat.
Apakah sebenarnya alpukat dapat mengurangi tingkat kolesterol?
Menurut laporan dari Kompas.com, Naufal Muharam Nurdin yang merupakan dosen di Departemen Gizi Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB), mengatakan bahwa terdapat dua jenis kolesterol.

Kolesterol baik atau HDL dan kolesterol jahat atau LDL.
Menurutnya, makanan dan jenis lemak yang biasa dikonsumsi turut memengaruhi proporsi kedua kolesterol tersebut dalam tubuh seseorang.
"Bila kadar LDL naik sementara HDL menurun, hal tersebut tidak baik. Sebaliknya, apabila HDL mengalami peningkatan dengan pengurangan LDL, ini merupakan kondisi yang dianggap positif," jelas Naufal seperti dilansir dari channel YouTube IPB TV pada hari Senin, 7 Maret 2022.
Menurutnya, makanan yang bisa mempengaruhi naik turunnya kolesterol adalah dari makanan yang mengandung lemak jenuh dan tidak jenuh.
Naufal mengatakan alpukat mengandung lemak tidak jenuh sehingga baik untuk penderita kolesterol.
"Jika kita mengonsumsi lemak jenuh tinggi, maka kadar LDL-nya meningkat. Tetapi kalau alpukat memiliki lemak tidak jenuh atau lemak baik. Sehingga akan meningkatkan kadar HDL," ungkap Naufal.
Meski begitu, untuk mendapatkan hasil maksimal, penderita kolesterol tinggi perlu mengonsumsi alpukat kualitas baik dan porsi yang tepat.
Itu disebabkan oleh fakta bahwa alpukat adalah sumber karbohidrat atau energi dan juga kaya akan lemak.
Porsi yang ideal untuk memakan alpukat sebenarnya tergantung pada kebutuhan lemak harian individu.
Dia ingin orang-orang dapat menukar lemak yang berasal dari makanan seperti gorengan, daging, atau produk dengan kandungan lemak tinggi dengan lemak yang didapat dari alpukat.
Akar lemaknya digantikan oleh lemak dari buah alpukat sehingga terjadilah substitusi.
"Disebutkan sebagai hal yang berlebihan apabila mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak tinggi serta jumlah alpukatnya pun besar, pada akhirnya kita akan memasukkan terlalu banyak lemak ke dalam tubuh," tambah Naufal.
Naufal menyebutkan sebagai contoh, jika kebutuhan kalorinya adalah 2.150 kalori, maka kebutuhannya akan sekitar 60 gram lemak.
Dari setiap 100 gram alpukat, terdapat kira-kira 6,5 gram lemak.
Misalnya tidak mengonsumi lemak sama sekali dan lemak hanya berasal dari makan alpukat saja, makan 1 kilo tidak masalah.
Namun, apabila memakan sumber lemak yang lain, konsumsi alpukat sebanyak 200 gram hingga 300 gram bisa dianggap berlebihan. Hal ini tergantung pada cara individu tersebut mengonsumsi sumber-sumber lemak lainnya, jelas Naufal.
Naufal menekankan, yang paling utama ada subsitusi lemak karena tubuh tetap butuh lemak bukan menghindari lemak.
Namun, masyarakat harus memilih lemak yang berkualitas, seperti contohnya dari alpukat.
(*)
Comments
Post a Comment